oleh: Oesman Ratmadja
Meski
tidak melanjutkan kalimatnya, Ariyani yakin, yang berdiri di
hadapannya adalah sosok anak muda yang sudah atau baru saja
diceritakan langsung oleh suaminya
“ Ya,
ini dia, boss, yang tadi abang cerita kan. Lihat, benar, kan?
Orangnya sederhana, gan teng dan nggak pernah kelihatan susah “
“ Lu
kalau ngomong jangan berlebihan. Gue, kan, waktu pertama mau naik
ojek bilang, nama gue bukan boss. Tapi, Bondan. “
“ Iyaa,
boss. Saya tuh sudah cerita sama is teri saya, nama boss, memang
Bondan. Tapi, sa ya harus tetap manggil boss, karena sudah kebia
saan. Iya, kan, Ni “
“I..i..iya,
boss”
“Tuuh,
kan, isteri saya saja, meski sudah saya bilang Bondan, tetep manggil
boss Padahal, saya nggak nyuruh dan sama sekali tak menginti
midasinya boss?”
“Yaa,
terserah lu aja, deh, bang. Sekarang,
Ayo kita ke
ruang rawat isteri lu. Gue kan tadi bi lang sama lu, mau bezuk dan
mau kenal sama is teri lu “
Bondan
kontan tertegun. Begitu pun isteri nya.
“Boss…ini
isteri saya. Sudah didepan ma ta anda, boss. Nggak perlu mencari dan
bersusah payah menuju ke ruang lain, boss, “ kata Sabar yang
bergegas menjelaskan namun tak sadar, jika Bondan kembali berulah
“Yaa,
lu tuh bagaimana juga, sih, bang? Ayo, cepat kita ke ruang rawat
isteri lu. Ntar wak tu bezuk keburu habis “
“Boss…tolong
jangan bikin saya bingung, boss. Saya nih, sudah bersama isteri saya.
Se dang senang dan bahagia. Kalau boss ngajak sa ya cari isteri saya,
ke mana mencarinya, boss? Ia sudah di sini.Di sisi saya ini, isteri
saya, boss. Dia yang dari tadi maksa saya supaya cepat nyu sul boss
dan mengajak boss ke sini “
“Gue
jadi ngeraguin kejujuran, lu, bang “
Sabar
garuk-garuk kepala. Nggak ngerti sa ma sekali, ke mana arah tujuan
pembicaraan Bon dan.
“ Gue
yakin, lu udah nggak jujur. Soalnya, lu sendiri, kan, yang bilang,
kalau isteri lu, lebih cakep dari si Jupe. Nyatanya? Cakepan Jupe ke
mana- mana, bang. Tetap seksian Jupe. Jupe tuh nggak ada gendutnya.
Isterilu,
woow, gendang dangdut alias gendut. Maaf lho, mbak. Saya sama sekali
nggak bermaksud ngejelek-jelekin mbak. Saya Cuma kesal sama suami
mbak, karena dia nggak jujur sama saya.
Soalnya,
tadi, dengan begitu meyakinkan dan penuh kebanggaan, dia bilang ke
saya, iste rinya lebih cakep dari Jupe. Waktu saya bilang nggak
percaya, suami mbak malah ngotot. Seka rang, boleh dong, kalau saya
ngotot? Sebab, apa yang tadi dia bilang sambil ngotot, sangat tidak
sesuai dengan apa yang saya lihat sekarang “
Sabar
baru ngerti. Baru paham, kalau ia pernah bilang isterinya lebih kece
dari Jupe. Juga makin paham, boss, orangnya memang jujur. Ng gak beda
dengan air yang mengalir. Apa adanya. Dan, ia memang tak bermaksud
menghina. Ha nya menjelaskan apa adanya. Seperti yang dikata kan
Sabar, tentang isterinya
Tanpa
basa-basi. Tanpa ingin menyembu nyikan sesuatu yang tidak sesuai.
Jelas beda de ngan kebanyakan orang, yang pasti sungkan atau merasa
nggak enak, bila ngomong apa ada nya. Bila mengatakan semua hal
dengan sejujurnya.
Sabar
yang sadar, ngeh, bukannya ter singgung malah senang. Begitu juga
Ariyani, iste rinya, langsung terkekeh. Meski sadar ia jadi sa saran,
sama sekali nggak merasa terhina. Apa yang diungkap oleh Bondan,
dengan gayanya, dengan caranya dan dengan niatnya yang ber kata
jujur, apa adanya, jauh dari niat meleceh kan.
Ariyani,
juga langsung terpingkal pingkal Dan, memang harus diakui, gaya
Bondan, uca pan Bondan, yang tanpa polesan dan tanpa mak sud apapun,
seperti yang dilihatnya. Bondan be nar benar-benar mengenakan baju
kejujuran, dan di baliknya hanya terkendung kelucuan. Siapa pun sulit
untuk tidak tertawa.
Bersambung.....
0 Response to "BONDAN DAN TUKANG OJEK (XXXIII)"
Posting Komentar