BONDAN DAN TUKANG OJEK (XXXIII)


oleh: Oesman Ratmadja







Meski tidak melanjutkan kalimatnya, Ariyani yakin, yang berdiri di hadapannya adalah sosok anak muda yang sudah atau baru saja diceritakan langsung oleh suaminya
Ya, ini dia, boss, yang tadi abang cerita kan. Lihat, benar, kan? Orangnya sederhana, gan teng dan nggak pernah kelihatan susah “
Lu kalau ngomong jangan berlebihan. Gue, kan, waktu pertama mau naik ojek bilang, nama gue bukan boss. Tapi, Bondan. “
Iyaa, boss. Saya tuh sudah cerita sama is teri saya, nama boss, memang Bondan. Tapi, sa ya harus tetap manggil boss, karena sudah kebia saan. Iya, kan, Ni “
I..i..iya, boss”
Tuuh, kan, isteri saya saja, meski sudah saya bilang Bondan, tetep manggil boss Padahal, saya nggak nyuruh dan sama sekali tak menginti midasinya boss?”
Yaa, terserah lu aja, deh, bang. Sekarang,
Ayo kita ke ruang rawat isteri lu. Gue kan tadi bi lang sama lu, mau bezuk dan mau kenal sama is teri lu “
Bondan kontan tertegun. Begitu pun isteri nya.
Boss…ini isteri saya. Sudah didepan ma ta anda, boss. Nggak perlu mencari dan bersusah payah menuju ke ruang lain, boss, “ kata Sabar yang bergegas menjelaskan namun tak sadar, jika Bondan kembali berulah
Yaa, lu tuh bagaimana juga, sih, bang? Ayo, cepat kita ke ruang rawat isteri lu. Ntar wak tu bezuk keburu habis “
Boss…tolong jangan bikin saya bingung, boss. Saya nih, sudah bersama isteri saya. Se dang senang dan bahagia. Kalau boss ngajak sa ya cari isteri saya, ke mana mencarinya, boss? Ia sudah di sini.Di sisi saya ini, isteri saya, boss. Dia yang dari tadi maksa saya supaya cepat nyu sul boss dan mengajak boss ke sini “
Gue jadi ngeraguin kejujuran, lu, bang “
Sabar garuk-garuk kepala. Nggak ngerti sa ma sekali, ke mana arah tujuan pembicaraan Bon dan.
Gue yakin, lu udah nggak jujur. Soalnya, lu sendiri, kan, yang bilang, kalau isteri lu, lebih cakep dari si Jupe. Nyatanya? Cakepan Jupe ke mana- mana, bang. Tetap seksian Jupe. Jupe tuh nggak ada gendutnya.
Isterilu, woow, gendang dangdut alias gendut. Maaf lho, mbak. Saya sama sekali nggak bermaksud ngejelek-jelekin mbak. Saya Cuma kesal sama suami mbak, karena dia nggak jujur sama saya.
Soalnya, tadi, dengan begitu meyakinkan dan penuh kebanggaan, dia bilang ke saya, iste rinya lebih cakep dari Jupe. Waktu saya bilang nggak percaya, suami mbak malah ngotot. Seka rang, boleh dong, kalau saya ngotot? Sebab, apa yang tadi dia bilang sambil ngotot, sangat tidak sesuai dengan apa yang saya lihat sekarang “
Sabar baru ngerti. Baru paham, kalau ia pernah bilang isterinya lebih kece dari Jupe. Juga makin paham, boss, orangnya memang jujur. Ng gak beda dengan air yang mengalir. Apa adanya. Dan, ia memang tak bermaksud menghina. Ha nya menjelaskan apa adanya. Seperti yang dikata kan Sabar, tentang isterinya
Tanpa basa-basi. Tanpa ingin menyembu nyikan sesuatu yang tidak sesuai. Jelas beda de ngan kebanyakan orang, yang pasti sungkan atau merasa nggak enak, bila ngomong apa ada nya. Bila mengatakan semua hal dengan sejujurnya.
Sabar yang sadar, ngeh, bukannya ter singgung malah senang. Begitu juga Ariyani, iste rinya, langsung terkekeh. Meski sadar ia jadi sa saran, sama sekali nggak merasa terhina. Apa yang diungkap oleh Bondan, dengan gayanya, dengan caranya dan dengan niatnya yang ber kata jujur, apa adanya, jauh dari niat meleceh kan.
Ariyani, juga langsung terpingkal pingkal Dan, memang harus diakui, gaya Bondan, uca pan Bondan, yang tanpa polesan dan tanpa mak sud apapun, seperti yang dilihatnya. Bondan be nar benar-benar mengenakan baju kejujuran, dan di baliknya hanya terkendung kelucuan. Siapa pun sulit untuk tidak tertawa.

Bersambung.....

0 Response to "BONDAN DAN TUKANG OJEK (XXXIII)"