KARENA
hujan, Raja Negeri Damai, yg anti pengawalan tentara istana,
mengambil sendiri payung kesayangannya. Dan ia pun pamit pada
permaisuri krn ingin ngopi di warung kopi Suara Rakyat, krn di saat
ngopi di sana ia bisa leluasa berbincang bincang dgn rakyatnya. Tentu
saja pemilik warung dan beberapa pengunjung, kaget. Sebab, di hujan
lebat, sang Raja tiba dgn pakaian basah kuyup, tapi di tangannya
tergenggam payung. " Paduka, kenapa paduka lbh rela berbasah
kuyup timbang menghalau hujan dengan payung?" Tanya pemilik
warung yg kemudian bergegas menyeduh kopi khas untuk rajanya. "Iyaa
paduka raja. Mengapa payung di tangan tak dimanfaatkan?" Tanya
seorang rakyat yg juga biasa ngopi tapi juga biasa ngutang, dan pasti
bayar kalau sedang ingat sama hutang2nya. "Apakah alu tak
boleh berbasah kuyup?" Sahut sang raja sambil duduk di bangku
panjang, dan membiarkan dirinya kedinginan. "Tapi, paduka
adalah raja kami?" Kata pemilik warung sambil menyediakan kopi
dengan sikap yang sangat santun. " Memang Apa beda aku yang
jadi raja kalian dengan kalian ?" Pemilik warung tercengang.
Pun pengunjung lainnya.Mereka saling bertatapan. Tak mengira, jika
raja bertanya dengan kalimat yang sangat sederhana tapi sulit dijawab
krn mereka sadar, bagaimana pun pasti ada perbedaan antara raja
dengan rakyatnya. Karena tak ada yg menjawab pertanyaannya, sang
Raja membiarkan saja mrk tercengang. Diapun asyik menikmati kopi
panasnya. Setelah habis, cepat-cepat minta dibuatkan kopi baru. "Tak
bolehkah aku minta kopi lagi?" Raja terpaksa bertanya, krn
pemilik warung masih saja terlolong lolong. "Bo..bo..boleh.
Malah sangat boleh paduka. Hanya, bolehkah kami menjawab dengan
blak-blakan pertanyaan paduka raja?" Tanya pemilik warung sambil
bergegas menyiapkan kopi lainnya. "Jawablah. Aku suka jika
rakyatku terbuka. Hanya, aku tak suka bila rakyatku buka buka busana
di depan umum terlebih buka-bukaan yang diarsipkan ke dalam sebuah
video," sahut sang raja. Lalu, apa yang dikatakan oleh
pemilik warung setelah ia menaruh segelas kopi baru dengan sangat
santun di hadapan rajanya?
" Tuanku...kemarin nambah sampai tiga gelas tapi langsung bablas saat terserang sesak nafas. Hamba hanya mengingatkan agar hal serupa tak teulang, karena dari menjual kopi hamba bisa dapat makan"
Mendengar penjelasan si pemilik warung, raja menghubungi ajudan dan memerintahkan agar membayar kopi yang kemarin diminum, dan memberi bonus, karena si pemilik warung telah mengingatkan kalau raja belum bayar kopi. Membuat pemilik warung tercengang, namun bergegas raja mengatakan "Aku tak ingin gara gara kopi tiga gelas yang kureguk, di akhirat kelak mulutku digaruk oleh kemurkaan Tuhan"
0 Response to "SIRAJAPANTUN: RAJA BIJAKSANA"
Posting Komentar