BOKINKU BUKAN BOKINMU

ABU LAWAS yang selalu dan inginnya terus bersyukur, tentu saja tetap mensyukuri nikmat yang tak henti hentinya dia peroleh. Nggak heran jika Abu Lawas tak pernah mengeluhkan kelakuan Nuning, isterinya, yang sejak enam bulan menikah dengan Abu Lawas, tak pernah membuatkan kopi dan menyiapkan sarapan pagi untuknya.

" Jadi kau diam saja dan tak pernah mengingatkan bahwa membuatkan kopi dan menyiapkan sarapan pagi untuk suami adalah hak khusus seorang isteri yang kalau dilaksanakan sama artinya dengan membuka pintu surga," kata ayah Abu Lawas.

Tentu saja Abu Garda sangat kesal. Sebab, putranya tak pernah menceritakan nasib malangnya sebagai suami, yang sejak menikah malah selalu menyeduhkan susu dan sarapan pagi untuk Nuning. Makin keesal karena saat bertanya apakah Nuning merawat rumah dan mencuci pakaian sang suami, Abu Lawas malah mengatakan, kedua jenis pekerjaan itu juga diambil alih oleh Abu Lawas

" Kalau memang kamu sudah menyampaikan apa itu hak dan kewajiban suami isteri dan memintanya untuk melaksanakan tugas masing-masing, tapi dia tidak menggubris, buat apa kau lanjutkan hubungan berumah tangga dengan isterimu," sentak sang ayah, yang untung saja tidak mengidap penyakit jantung sehingga dia tidak terengah engah saat menahan kesal.

Karena Abu Lawas malah mengatakan dia ikhlas dan yakin suatu saat Nuning akan berubah menjadi wanita sholehah, dan meminta agar sang ayah bersabar serta tidak perlu ikut campur soal rumah tangganya, sang ayah yang makin kesal, akhirnya meminta uang sebesar sejuta rupiah kepada Abu Lawas.

" Tumben ayah minta uang ke saya. Memangnya ayah ingin menggunakannya untuk apa?" Tanya Abu Lawas, yang tak berani menolak permintaan ayahnya.

"Untuk kubagikan ke para pemulung dan ayah akan meminta kepada mereka untuk menggelar doa bersama, dan memohon kepada Tuhan agar kamu cepat cepat memulangkan isterimu ke rumah orang tuanya"

Meski Abu Lawas kaget, dia tetap menyerahkan uang sejuta rupiah  kepada sang ayah, yang lalu pamit dan mengatakan akan mengadukan masalah yang dihadapi Abu Lawas ke besannya, Abu Lawas bukan tidak kaget. Namun, dia tak berusaha meminta agar sang ayah membatalkan niatnya

Esoknya, Abu Lawas yang sepulang kerja tidak punya rencana untuk kaget, terpaksa harus kaget karena dia melihat mertuanya mondar mandir di teras rumah. Melihat kenyataan itu Abu Lawas bergegas menghampiri dan menyapa mertua lelakinya, yang begitu melihat menantunya, langsung nyap nyap tanpa peduli apakah menantunya yang baru saja pulang kerja, dalam kondisi rileks atau malah sangat lelah

" Ooo... tega teganya yaa kamu, membiarkan saya menunggu lama di sini sedangkan sejak sejam silam saya mendapatkan rumah kamu dalam keadaan terkunci, dan hingga sampai saat ini tak saya lihat batang hidung isteri kamu. Kenapa kamu biarkan dia ngayap sementara kamu bekerja dan ketika saya datang dia tak ada di rumah?"

Abu Lawas bukan tidak kaget. Padahal, sebelumnya dia sudah kaget. Tapi, karena Abu berfikir lebih baik lenyapkan kaget timbang disergap kaget terus menerus, segera menentramkan mertokunya. Untung pak Dudung terbilang mertoku yang cukup peka terhadap keinginan menantunya. Makanya, setelah Abu Lawas memintanya untuk tenang, sabar dan mengatakan lebih baik duduk di bangku teras untuk memperbincangan kenyataan yang baru diketahui oleh dirinya, Pak dudung memenuhi pemintaan sang menantu

Setelah Abu Lawas menjelaskan bahwa Nuning mungkin sedang berada di puncak nikmat bergunjing di rumah seorang ibu yang dijadikan markas bergosip ria, pak Dudung mengurut dada.

" Abu.. Abu... saya, kan pernah bilang, tolong didik putri saya agar bersedia melenyapkan hobi bergosipnya. Nyatanya, hobbi ngegosipnya makin menggila. Apakah dia tidak tahu kalau dirinya sudah punya suami dan di saat suami pulang kerja, dia mesti ada di rumah dan sudah menyambut dengan air putih atau segelas teh manis hangat?"

"Saya sudah beberapa kali mengatakan hal itu, pak. Tapi, karena Nuning selalu bilang, suami yang baik dan mandiri itu selalu ikhas bila sepulang kerja isteri sedang bergunjing, maka saya penuhi keinginannya karena kan saya memang sedang belajar menjadi seorang suami yang ikhlas, pak." ujar Abu Lawas

Mendengar jawaban menantunya, pak Dudung bukan senang malah mendadak makin emosi. Tanpa peduli pada Abu Lawas, dia bergegas meninggalkan menantunya.

" Bapak mau ke mana?" Tanya Abu Lawas

"Saya mau cari Nuning dan setelah ketemu akan langsung membawanya pulang ke rumah saya. Ngerti kamu"
" Tapi, pak. Nuning itu sudah menjadi isteri saya." kata Abu Lawas

Namun, Pak Dudung tak menggubris keinginan Abu Lawas yang meminta dengan sangat agar mertuanya memaklumi Nuning. Sebab, kata pak Dudung, kesabaran ABu Lawas yang membiarkan Nuning bersikap dan bertindak seenaknya kepada suami, membuat pak Dudung bukan cuma kepingin malu. Tapi, sudah tidak tahu lagi bagaimana cara mengatakan, bahwa dirinya sudah merasa sangat malu Pokoknya, malu bangeet, deeh.

0 Response to "BOKINKU BUKAN BOKINMU"