oleh : Oesman Ratmadja
Duuuh cucuku sayang....
Betapa indahnya hidup ini bila di dalamnya dan juga di sampingnya serta di depan ples di belakangnya, tak ada dusta. Tak ada iri apalagi dengki. Tak ada hasrat untuk tidak saling berbagi. Sebab, berbagi itu juga indah, karena siapa saja yang bisa dengan ikhlas memberi saat kondisi keuangan pas pasan, berarti mampu membangun kemuliaan untuk diri sendiri
Jika sebaliknya atau tidak mau memberi padahal sadar dirinya dalam keadaan lapang, maka dapat dipastikan, jiwanya sengaja mengukir hal hal yang identik dengan kikir.
Kikir artinya tak saja malas berbagi. Tapi, juga pelit.
Biasanya, orang orang pelit selalu punya sejuta satu alasan untuk tidak berbagi. sebab, menurut kesimpulan orang kikir, memberi sesuatu ke orang lain yang miskin, sama saja membangun kerugian. Duuuh, kesimpulan bodoh ini, oleh orang kikir dianggap kesimpulan yang paling brilian. Kesimpulan yang memprotek diri orang kikir, agar uang atau hartanya tidak berkurang atau tidak menyusut, karena orang kikir merasa rugi jika hasil jerih payahnya dibagikan dengan begitu saja ke orang yang nasibnya malah jelek.
Cucuku sayang....
Orang orang kikir selalu berfoya foya dengan alasan. Sebab, setiap di sarankan untuk beramal atawa bersedekah, yang kemudian dilihat kerugiannya. Bukan keuntungannya. Disimpulkan demikian, karena orang kikir merasa sudah bersusah payah, mestinya yang menikmati hasilnya diri sendiri. Bukan saudara apalagi orang lain (yang miskin) yang sama sekali tak dikenal.
Sebaliknya, jika bukan orang kikir, justeru merasa sedih bila tak punya sesuatu untuk dibagikan. Makanya, setiap punya sesuatu, meski sedikit, selalu berusaha untuk berbagi karena dirinya yakin, membahagiakan orang lain, menyenangkan orang lain dan bisa membantu orang lain, merupakan kebutuhan paling penting, karena selain berharap mendapat ridho dari ALLAH SWT, juga merasakan kesulitan dan duka orang lain
Mengapa? Karena mereka yang suka berbagi, selain jiwanya makin dirimbuni oleh kepekaan sosial, juga merasa betapa indahnya jika dapat membantu orang lain yang dalam keadaan susah atau kekurangan. Dan, dia juga yakin, dirinya tak akan mendapat kesusahan, karena ketika mengalami, selalu ada yang membantunya. Yaa.. dia begitu yakin, karena dengan caranya. ALLAH SWT pasti mempertemukannya dengan orang orang yang juga suka berbagi.
Wahai cucu cucuku sayang.....
Marilah kita selalu bertekad untuk saling berbagi.
Hindari hasrat menjadi orang kikir
Jauh hasrat untuk korupsi. Sebab, korupsi identik dengan maling
Bukankah cucu cucuku selalu berkata," Idiiiiih amat amit deh kalo jadi maling?
Duuuh cucuku sayang....
Betapa indahnya hidup ini bila di dalamnya dan juga di sampingnya serta di depan ples di belakangnya, tak ada dusta. Tak ada iri apalagi dengki. Tak ada hasrat untuk tidak saling berbagi. Sebab, berbagi itu juga indah, karena siapa saja yang bisa dengan ikhlas memberi saat kondisi keuangan pas pasan, berarti mampu membangun kemuliaan untuk diri sendiri
Jika sebaliknya atau tidak mau memberi padahal sadar dirinya dalam keadaan lapang, maka dapat dipastikan, jiwanya sengaja mengukir hal hal yang identik dengan kikir.
Kikir artinya tak saja malas berbagi. Tapi, juga pelit.
Biasanya, orang orang pelit selalu punya sejuta satu alasan untuk tidak berbagi. sebab, menurut kesimpulan orang kikir, memberi sesuatu ke orang lain yang miskin, sama saja membangun kerugian. Duuuh, kesimpulan bodoh ini, oleh orang kikir dianggap kesimpulan yang paling brilian. Kesimpulan yang memprotek diri orang kikir, agar uang atau hartanya tidak berkurang atau tidak menyusut, karena orang kikir merasa rugi jika hasil jerih payahnya dibagikan dengan begitu saja ke orang yang nasibnya malah jelek.
Cucuku sayang....
Orang orang kikir selalu berfoya foya dengan alasan. Sebab, setiap di sarankan untuk beramal atawa bersedekah, yang kemudian dilihat kerugiannya. Bukan keuntungannya. Disimpulkan demikian, karena orang kikir merasa sudah bersusah payah, mestinya yang menikmati hasilnya diri sendiri. Bukan saudara apalagi orang lain (yang miskin) yang sama sekali tak dikenal.
Sebaliknya, jika bukan orang kikir, justeru merasa sedih bila tak punya sesuatu untuk dibagikan. Makanya, setiap punya sesuatu, meski sedikit, selalu berusaha untuk berbagi karena dirinya yakin, membahagiakan orang lain, menyenangkan orang lain dan bisa membantu orang lain, merupakan kebutuhan paling penting, karena selain berharap mendapat ridho dari ALLAH SWT, juga merasakan kesulitan dan duka orang lain
Mengapa? Karena mereka yang suka berbagi, selain jiwanya makin dirimbuni oleh kepekaan sosial, juga merasa betapa indahnya jika dapat membantu orang lain yang dalam keadaan susah atau kekurangan. Dan, dia juga yakin, dirinya tak akan mendapat kesusahan, karena ketika mengalami, selalu ada yang membantunya. Yaa.. dia begitu yakin, karena dengan caranya. ALLAH SWT pasti mempertemukannya dengan orang orang yang juga suka berbagi.
Wahai cucu cucuku sayang.....
Marilah kita selalu bertekad untuk saling berbagi.
Hindari hasrat menjadi orang kikir
Jauh hasrat untuk korupsi. Sebab, korupsi identik dengan maling
Bukankah cucu cucuku selalu berkata," Idiiiiih amat amit deh kalo jadi maling?
0 Response to "PESAN EYANG KESURUPAN (2)"
Posting Komentar