oleh : Oesman Ratmadja
BERANI KARENA BENAR TAKUT KARENA SALAH\
Pepatah yang satu ini, di zaman baheula sangat dan memang layak dibilang sakral. Sebab, di era hutan masih lebat dan Jakarta belum ada gedung pencakar langit, belum ada shopping centre-pusat perbelanjaan, belum ada super market apalagi mall. manusia malah lebih suka dan lebih kepingin menempatkan kebenaran secara proporsional.
Artinya, kebenaran dan ketidak-benaran ditempatkan sebagai hal yang sama sekali tak boleh diutak atik, tak boleh direduksi dengan alasan apapun, sehingga sesuatu atau apapun hal yang salah, tidak pernah menjadi benar dan yang benar dijamin akan tetap dan selalu benar karena kebenaran adalah kebenaran dan bukan ketidak-benaran.
Tak heran jika di saat itu, pahlawan bermunculan. Yang berani dikorbankan bukan hanya hartanya yang segudang atau cuma secomot. Tapi juga siap dan ikhlas mengorbankan nyawa demi Indonesia. Sebab, yakin, membela yang benar adalah kebenaran dan membela yang bayar adalah sifat bodoh yang tak bisa ditolerir dengan alasan apapun, karena membela yang bayar sama artinya mengubur hati nurani dan sengaja mewafatkannya hanya demi mendapatkan kepuasan dalam bentuk uang yang dipakai untuk memfasilitasi hawa nafsu dan bukan selain itu karena uang diperoleh dari hasil kongkalikong
BERANI KARENA BENAR TAKUT KARENA SALAH\
ARTINYA
Artinya, kebenaran dan ketidak-benaran ditempatkan sebagai hal yang sama sekali tak boleh diutak atik, tak boleh direduksi dengan alasan apapun, sehingga sesuatu atau apapun hal yang salah, tidak pernah menjadi benar dan yang benar dijamin akan tetap dan selalu benar karena kebenaran adalah kebenaran dan bukan ketidak-benaran.
Tak heran jika di saat itu, pahlawan bermunculan. Yang berani dikorbankan bukan hanya hartanya yang segudang atau cuma secomot. Tapi juga siap dan ikhlas mengorbankan nyawa demi Indonesia. Sebab, yakin, membela yang benar adalah kebenaran dan membela yang bayar adalah sifat bodoh yang tak bisa ditolerir dengan alasan apapun, karena membela yang bayar sama artinya mengubur hati nurani dan sengaja mewafatkannya hanya demi mendapatkan kepuasan dalam bentuk uang yang dipakai untuk memfasilitasi hawa nafsu dan bukan selain itu karena uang diperoleh dari hasil kongkalikong
HAKEKAT
Jika membela yang bayar sudah dianggap hal yang biasa dan malah diiklankan dengan modus begitulah keprofesionalan yang demokratis, maka generasi mendatang tak akan pernah lagi menikmati SEMERBAK HARUM WANGI PEPATAH, karena motivasi mematahkan makna dan hakekat pepatah yang begitu indah, sedemikian menjulang dan tak bisa lagi dilawan karena semakin banyak yang lebih semangat menempatkan ketidak-benaran di lajur kebenaran, dan tak heran jika puluhan tahun silam terjadi kasus SENGKON dan KARTA, dan di era kiwari orang orang kere yang cuma ambil tiga buah coklat, sendal jepit dan barang tak bernilai, diberi sanksi hukum secara tegas, sedang penjahat berdasi yang nyolong duit negara milyaran rupiah hanya di penjara sekian tahun, namun tetap hidup nyaman meski berada di balik jeruji besi karena dengan mudah bisa mendapatkan fasilitas yang sangat istimewa.
Bahkan, penjara untuk orang orang yang mengingkari kebenaran dapat dijadikan pabrik untuk mengolah, membuat obat obat terlarang. Busyet deh, kalau begitu emang nggak salah kalau Berani Karena Benar Takut Karena Salah berubah dengan sendirinya menjadi BERANI BERBUAT SALAH PANTANG DIBILANG SALAH
MANFAAT
Jangan bermimpi tentang pohon kebenaran yang bisa tumbuh subur dan saat berbuah dipenuhi oleh buah buah kebenaran, yang bisa dijadikan obat untuk melumpuhkan keburukan. Jangan berharap korupsi bisa diberantas selama hukuman maksimal tidak pernah dijatuhkan dengan pertimbangan misi membela yang bayar, meski tersembunyi tapi tetap diaplikasi. Sebab, selama perbuatan korupsi tidak diberi sanksi dengan hukuman maksimal - hukum mati, sampai gajah berbulu landak, yang namanya koruptor tetap bermunculan.
Semakin sedikit dan malah cenderung lenyap, sehingga tak ada lagi manfaat yang bisa didapat dari indahnya pepatah karena semerbak harum bunganya sudah dibuat patah oleh para pemburu dunia yang lebih suka membela yang bayar timbang membela yang benar.
Tapi, kemarin, sewaktu menerima hasil ulangan yang sudah dinilai oleh gurunya dia mengatakan, dari sepuluh soal hanya sembilan yang benar. Dia sedih karena tak menyangka kalau satu jawabannya salah.
0 Response to "SEMERBAK HARUM WANGI PEPATAH"
Posting Komentar