oleh : Oesman Ratmadja
TADINYA, Tompel yang memang sangat naksir sama Jane KapanBobo, kepingin bilang, andaikata kau jadi pacarku akan kuajak kau berlibur ke Singapura. Cuma, pas sadar duitnya nggak cukup, Tompel sangat cepat mengambil keputusan untuk tidak mengatakan apapun. Sebab, jika dia ucapkan dan Jane KapanBobo mendengar lantas menyatakan bersedia jadi pacar Tompel, dia pasti bakalan kecewa. Sebab, Tompel tak bisa memenuhi janjinya mengajak Jane KapanBobo berlibur ke Singapura.
" Memangnya duit kamu ada berapa sih?" Tanya Tono. yang setelah dijadikan tempat curhat merasa iba pada Tompel, yang rindu berat pada Jane KapanBobo dan ingin jadi pacarnya
"Duitku itu adanya di tabungan, Ton," jawab Tompel
" Aku tau.. Aku maklum karena memang banyak yang menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan. Cuma, aku kepingin tahu jumlahnya berapa?" Desak Tono
" Jumlahnya? " Tanggap Tompel yang langsung mengingat ngingat jumlah uangnya
"Nah... sekarang, aku ingat. Dua bulan lalu, aku kan buka tabungan dan setor seratus ribu rupiah. Lantas, seminggu lalu, setelah aku dapat obyek dan komisi penjualan tanah, aku nabung untuk kedua kalinya sebesar seratus ribu," urai Tompel
" Jadi, jumlah duit kamu di tabungan cuma dua ratus ribu?" Tono berbalik kaget
" Memangnya, komisi obyekan tanah kamu berapa kok cuma nabung seratus ribu?"
"Ton... aku tuh cuma dapat uang dengar. Jumlahnya dua ratus ribu. Nah, yang seratus ribu aku tabung sedangkan sisanya buat lunasin utang di warung," Tompel berkata jujur
" Kalau begitu, aku nggak sanggup nambahin dan kamu nggak bisa ngajak Jane Kapan Bobo ke Singapura? "
" Lalu, aku harus bagaimana?" Ujar Tompel, yang nampak kecewa karena tak bisa mengajak Jane KapanBobo berlibur ke Singapura
" Tom...." ujar Tono.
" Duit kamu kan kurangnya banyak. Karena nggak mungkin mengajak liburan ke kota Singa yang kerap pura pura, sebaiknya kamu tetap jangan mengatakan andaikata kamu jadi pacarku."
" Lalu, apa yang harus aku katakan agar Jane Kapan Bobo tahu dan mengerti kalau aku kepingin banget jadi pacarnya?" Kata Tompel.
Setelah berpikir sejenak, Tono segera memberi saran
" Bagaimana jika kamu katakan saja, misalkan kamu bukan pacarku, akan kuajak kamu ke Singapura"
Mendengar saran dari Tono, Tompel mengerutkan kening.
" Lhoo, kalau andaikataku dirubah jadi misalkan, buat apa kata kata lainya di rubah. Bukankah andaikata dan misalkan sama sekali tak berbeda?" Tompel langsung protes
"Iya, sih. Tapi, kan uang kamu nggak cukup. Terus kalau kamu mengatakan misalkan begitu dan begini, Jane Kapan Bobo nggak bakalan mau ikut apalagi mendesak. Sebab, dia kan bukan pacarmu.Jadi nggak mungkin berani merajuk apalagi menuntut agar kamu membawanya berlibur ke Singapura"
"Benar juga yaa? Kayaknya, aku setuju untuk mengatakan seperti yang kamu katakan. Toh, yang penting, kan aku sudah mengungkapkan isi hatiku. Meski kesempatanku langsung hilang karena akhirnya tak bisa jadi pacar, setidaknya aku sudah menunjukkan keberanian untuk mengungkapkan isi hati. Yaa, kan?"
Tono tak langsung menyahut.
Dia hanya menepuk nepuk bahu Tompel sembari memberi isyarat kalau di dekat mereka ada yang baru datang. Tak lain Jane Kapan Bobo.
"Cepat manfaatkan peluang untuk mengatakan apa yang mesti kamu ungkapkan," bisik Tono.
Tanpa buang waktu lagi, Tompel segera mendekati Jane KapanBobo.
Begitu dekat, dia tak ragu lagi untuk mengungkapkan isi hati. Sayang, tak pernah kesampaian karena mendadak Tompel terbangun dari tidur, setelah wajahnya basah karena nyokapnya menyiram Tompel dengan seember air.
" Kamu bilang puasa. Tapi, sudah hampir ashar belum juga bangun. Kamu itu mau puasa apa mau tidur sih?" Kata Ibunya.
Tompel malah langsung ngeloyor ke kamar mandi. Sebab, yang diinginkan saat itu kepengen mandi, membersihkan badannya yang basah setelah nyokapnya mengguyur dengan air.
Setelah merasakan dingin dan segarnya tubuh karena siraman air, yang tompel ingat, setelah berbuka puasa akan ke rumah Tono dan mengajak temannya teraweh
TADINYA, Tompel yang memang sangat naksir sama Jane KapanBobo, kepingin bilang, andaikata kau jadi pacarku akan kuajak kau berlibur ke Singapura. Cuma, pas sadar duitnya nggak cukup, Tompel sangat cepat mengambil keputusan untuk tidak mengatakan apapun. Sebab, jika dia ucapkan dan Jane KapanBobo mendengar lantas menyatakan bersedia jadi pacar Tompel, dia pasti bakalan kecewa. Sebab, Tompel tak bisa memenuhi janjinya mengajak Jane KapanBobo berlibur ke Singapura.
" Memangnya duit kamu ada berapa sih?" Tanya Tono. yang setelah dijadikan tempat curhat merasa iba pada Tompel, yang rindu berat pada Jane KapanBobo dan ingin jadi pacarnya
"Duitku itu adanya di tabungan, Ton," jawab Tompel
" Aku tau.. Aku maklum karena memang banyak yang menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan. Cuma, aku kepingin tahu jumlahnya berapa?" Desak Tono
" Jumlahnya? " Tanggap Tompel yang langsung mengingat ngingat jumlah uangnya
"Nah... sekarang, aku ingat. Dua bulan lalu, aku kan buka tabungan dan setor seratus ribu rupiah. Lantas, seminggu lalu, setelah aku dapat obyek dan komisi penjualan tanah, aku nabung untuk kedua kalinya sebesar seratus ribu," urai Tompel
" Jadi, jumlah duit kamu di tabungan cuma dua ratus ribu?" Tono berbalik kaget
" Memangnya, komisi obyekan tanah kamu berapa kok cuma nabung seratus ribu?"
"Ton... aku tuh cuma dapat uang dengar. Jumlahnya dua ratus ribu. Nah, yang seratus ribu aku tabung sedangkan sisanya buat lunasin utang di warung," Tompel berkata jujur
" Kalau begitu, aku nggak sanggup nambahin dan kamu nggak bisa ngajak Jane Kapan Bobo ke Singapura? "
" Lalu, aku harus bagaimana?" Ujar Tompel, yang nampak kecewa karena tak bisa mengajak Jane KapanBobo berlibur ke Singapura
" Tom...." ujar Tono.
" Duit kamu kan kurangnya banyak. Karena nggak mungkin mengajak liburan ke kota Singa yang kerap pura pura, sebaiknya kamu tetap jangan mengatakan andaikata kamu jadi pacarku."
" Lalu, apa yang harus aku katakan agar Jane Kapan Bobo tahu dan mengerti kalau aku kepingin banget jadi pacarnya?" Kata Tompel.
Setelah berpikir sejenak, Tono segera memberi saran
" Bagaimana jika kamu katakan saja, misalkan kamu bukan pacarku, akan kuajak kamu ke Singapura"
Mendengar saran dari Tono, Tompel mengerutkan kening.
" Lhoo, kalau andaikataku dirubah jadi misalkan, buat apa kata kata lainya di rubah. Bukankah andaikata dan misalkan sama sekali tak berbeda?" Tompel langsung protes
"Iya, sih. Tapi, kan uang kamu nggak cukup. Terus kalau kamu mengatakan misalkan begitu dan begini, Jane Kapan Bobo nggak bakalan mau ikut apalagi mendesak. Sebab, dia kan bukan pacarmu.Jadi nggak mungkin berani merajuk apalagi menuntut agar kamu membawanya berlibur ke Singapura"
"Benar juga yaa? Kayaknya, aku setuju untuk mengatakan seperti yang kamu katakan. Toh, yang penting, kan aku sudah mengungkapkan isi hatiku. Meski kesempatanku langsung hilang karena akhirnya tak bisa jadi pacar, setidaknya aku sudah menunjukkan keberanian untuk mengungkapkan isi hati. Yaa, kan?"
Tono tak langsung menyahut.
Dia hanya menepuk nepuk bahu Tompel sembari memberi isyarat kalau di dekat mereka ada yang baru datang. Tak lain Jane Kapan Bobo.
"Cepat manfaatkan peluang untuk mengatakan apa yang mesti kamu ungkapkan," bisik Tono.
Tanpa buang waktu lagi, Tompel segera mendekati Jane KapanBobo.
Begitu dekat, dia tak ragu lagi untuk mengungkapkan isi hati. Sayang, tak pernah kesampaian karena mendadak Tompel terbangun dari tidur, setelah wajahnya basah karena nyokapnya menyiram Tompel dengan seember air.
" Kamu bilang puasa. Tapi, sudah hampir ashar belum juga bangun. Kamu itu mau puasa apa mau tidur sih?" Kata Ibunya.
Tompel malah langsung ngeloyor ke kamar mandi. Sebab, yang diinginkan saat itu kepengen mandi, membersihkan badannya yang basah setelah nyokapnya mengguyur dengan air.
Setelah merasakan dingin dan segarnya tubuh karena siraman air, yang tompel ingat, setelah berbuka puasa akan ke rumah Tono dan mengajak temannya teraweh
0 Response to "KATANYA ANDAIKATA, KOK JADI MISALKAN"
Posting Komentar