oleh : Oesman Ratmadja
Bagian Kedua
Terus terang, saya tak tersinggung, terlebih kecewa atau mengatakan ayahnya pelit. Saya justeru berterima kasih, dan juga tak mau basa-basi, ketika pamitan. Juga tak basa basi saat punya keinginan menanggapi keluhan anaknya, yang saya dengar karena saat itu ia bergumam
“ Apanya yang aneh tapi nyata dan hanya membuat kamu bingung dan sampai di rumah malah makin kebingungan,” tanya saya kepada si bocah.
“ Itu lhoo, oom,” si bocah mulai menjelaskan.
“Waktu melayat ke rumahnya bersama ibu guru dan teman-teman, saya hanya melihat kesedihan yang sangat mendalam. Sebab, tak seorang pun yang saya lihat tertawa. Semua menangis karena merasa sedih ditinggalkan oleh Dendi. Mereka masih saja menangis saat berangkat mengantar jenazah dan sampai jenazah dikuburkan,” tutur si bocah dengan lancar.
“ Tapi,” lanjutnya.
“ Saat pulang dan baru jelang sampai ke parkiran mobil, eeh, mereka malah pada becanda dan tertawa sampai terbahak-bahak. Anehnya lagi, sesampai di rumah, begitu mudah mereka tersenyum. Malah, dengan santai pada main gaple. Kenapa kesedihan terhadap keluarga yang meninggal dunia, hanya sebatas sampai jenazah dikuburkan, yaa, oom? “
Saya terhenyak.
Tak bisa menjawab. Bahkan, setelah ia bilang, “ Padahal, kata bu guru, kita semua pasti akan mati. Dan, setiap ada yang meninggal, kita harus menguatkan diri untuk selalu ingat ajal “
Maaf, saya memang jadi begitu bodoh, di depan si bocah, karena tak bisa menjelaskan mengapa hal itu dianggap kenyataan yang aneh. Jika anda bisa menjelaskan, tolong bantu saya dan kirim saja penjelasan tertulis anda ke tepi laut merah.
Saya tak bersedia mengantar, karena ada kata pergi yang belum saya jelaskan. Mengapa? Karena kata pergi masih berkait erat dengan kata antar. Pergi tak terkait lagi dengan kata pulang, karena jika dikaitkan dengan pesawat terbang dan kereta api atau kapal laut, anda harus membayar dua kali lipat. Biaya pulang pergi Jakarta – Surabaya , beda dengan biaya yang hanya pergi dari Jakarta ke Surabaya atau sebaliknya.
Jadi, jelas, kata pergi akhirnya hanya bisa menjadi bepergian dan kepergian. Tak bisa jadi mempergikan atau pergi pergian. Terlebih, jadi mengantar, pengantar dan diantar. Meski begitu, anda bisa membuat kalimat : Saya akan mengantar isteri simpanan saya pergi ke mall untuk beli kosmetik termahal, dan setelah shoping dia bersedia mengajak saya terbang ke angkasa raya.
Atau, kalimat lainnya. Seperti : Saya bersedia mengantar anda pergi kemana saja. Tapi, anda harus bersedia mengantar saya pergi ke hotel dan menemani saya nginap sampai esok pagi. Jangan sekali-kali membuat kalimat ini.: Kepergianku ini sayang/ Bukan lara diujung sukma / Tapi pergi di ujung cinta / Semoga kau bahagia.
Mengapa saya larang? Karena itu sebuah syair lagu. Dan anda akan dituduh sebagai plagiat bila memaksakan diri untuk menggunakan kalimat yang sama. Di samping itu, dalam lagu yang dinyanyikan Panjaitan Bersaudara, yang ada dan sedemikian menonjol hanya kata pergi.
Sedangkan kata antar, sama sekali tak dimanfaatkan . Bisa dikatakan, Panbers tak mau antar cinta sampai ke ujung dunia. Dia, cuma mau pergi ke ujung cinta. Berarti, saat itu, Panbers belum mengenal Indonesia secara luas. Jadi, ngapain pergi ke ujung cinta saja? Bukankah Indonesia masih punya Ujung Pandang, Ujung Berung, Ujung Kulon dan ujung-ujungnya, anggota DPR atau siapapun yang sengeja ngorup uang negara, semoga saja semuanya ditangkap KPK.
. Jadi, silahkan anda pergi ke mana saja, meski sebenarnya ada Ujung Pandang , Ujung Berung dan Ujung Kulon. Malah, ada Ujung Aspal.
Saya tak ingin mengantar karena saya bukan kurir dan sampai saat ini, tetap konsekwen, tak ingin mengantar atau diantar.
Saya tak ingin mengantar karena saya bukan kurir dan sampai saat ini, tetap konsekwen, tak ingin mengantar atau diantar.
Terlebih, saya masih ada tugas paling berat. Membuat kata pengantar. Sampai hari ini, belum juga selesai Padahal, penerbit meminta dan memaksa agar segera selesai, sejak tiga tahun silam. Tapi, karena Indonesia banyak soal, saya tak pernah bisa menyelesaikan. Soalnya, saya pikir semua anggota dewan, baik dari partai apapun membela rakyat dengan penuh semangat dan menolak pengesahan APBN 2013 Nyatanya, yang menolak jauh lebih banyak kalahnya dengan yang malah setuju. Nah, dengan realita seperti itu, apakah harga BBM naik ke langit tinggi atau cukup di antara awan biru saja. Wah, pasti makin banyak demo penolakan, niiih.
Belum habis bingung, eeeh, ada lagi masalah tentang Yusril Ihza Mahendra. Konon, setelah beliau tak duduk lagi sebagai Menteri Hukum dan Ham, akan segera melagukan nyanyian Century sampai bait terak hir, setelah urusannya dengan Kejaksaan yang menu ding terlibat dalam kasus di departemen yang pernah dipimpinnya, selesai.
Belum habis bingung, eeeh, ada lagi masalah tentang Yusril Ihza Mahendra. Konon, setelah beliau tak duduk lagi sebagai Menteri Hukum dan Ham, akan segera melagukan nyanyian Century sampai bait terak hir, setelah urusannya dengan Kejaksaan yang menu ding terlibat dalam kasus di departemen yang pernah dipimpinnya, selesai.
Tapi, dari pada capek, kesal, pusing, lemah, lesu, lelah dan letoi, saya akhirnya memilih untuk tersenyum simpul saja, aaah. Bagaimana dengan anda? Terserah, mau senyum simpul saja silahkan…Mau senyum yang bisa disimpulkan, juga silahkan. Malah, kalu mau ngakak sampai celana kedodoran, please please saja, kok.
Sumpah...saya gak akan berani melarang
Sumpah...saya gak akan berani melarang
Hatur nuhun.
0 Response to "TERJEMAHKAN KATA PENGANTAR (2)"
Posting Komentar