AUUU AAH, GELAP





Oleh : Oesman Ratmadja


      LAGI asoi nyantai di rumah, tetangga sebelah rumah, nemuin Komeng. Dia minta tolong dan mohon agar Komeng berkenan membantu pekerjaan ngecor dak, di rumahnya.
     Tentu saja Komeng malah bangga Sebab, yang dipikir sederhana. Diajak kerja. Mau ngecor, Juga tak iri pada sang tetangga yang sudah bisa mengubah rumahnya dari biasa menjadi bertingkat dua.
     “Alhamdulillah…hari ini, ada juga rezeki yang berkenan datang dan mau  menghampiriku,” batin Komeng, yang lantas membayangkan, nanti sore dia dapat uang senilai jasa tukang.
     Tentu saja Komeng akan ikhlas bila yang akan dilakukan, bayarannya disamakan dengan upah Tukang. Bukankah timbang dapur tidak ngebul, lebih baik nguras tenaga tapi menghasilkan?
          Ngangkut adukan dari bawah ke atas emang Cuma seember-seember. Tapi lantaran terus menerus, capeknya jadi terasa. Pinggang serasa mau rontok. Tulang tulang di badan kayak mau copot. Tapi, Komeng ikhlas, karena harapan dapat uang tidak kandas, berkat kesiapan Komeng melaksanakan tugas dengan semangat siap kerja keras.
          Senja pun tiba. Komeng yang kecapean dan mau cepat-cepat pulang, girang bukan main saat sang sang tetangga memanggilnya.
          “Alhamdulillah…akhirnya…hari ini aku dapat uang. Terima kasih Tuhan,” kata Komeng dalam hati, bersama kegembiraannya yang bertubi-tubi.
         Begitu Komeng mendekat, Mas Qorun langsung menyalaminya. Dan, tanpa beban mental, ia berkata :
      “ Terima kasih, yaa, bang Komeng. Saya doa kan, semoga bantuan yang bang Komeng berikan kepada saya menjadi amal dan ibadah yang diridhoi oleh Allah Subhanallah Taala “
           “Sama-sama, mas. Terima kasih juga atas doa nya,” sahut Komeng, yang sesungguhnya kepingin banget mewek saat itu juga, lantaran ia hanya diberi ucapan terima kasih, dan sama sekali tidak diberi upah senilai harga bayaran untuk tukang atau knek, meski sudah kerja seharian dan sampai sedemikian kelelahan.
         Komeng yang sudah sangat capek, merasa makin capek. Lantaran tak mengira harapan yang dibentangkan, tak seindah kenyataan yang Nampak di pelupuk mata. Meski begitu, Komeng  tetap bersyukur. Sebab, upah tak digapai, tetap ada yang sampai. Yaitu, doa tetangganya.
        Sesampai di  , Komeng yang kepingin istirahat, langsung tercekat. Soalnya, bokinnya mengingatkan
        “ Bang..ingat, yaa..besok, kalau rekening listerik tidak dilunasin, PLN bakal nyabut aliran listerik di rumah kita “
        Komeng hanya mampu menyahut dengan sangat singkat. “ Yaa, aku tahu “
            Padahal, selain tahu, Komeng juga sangat yakin, mulai besok malam, ia dan isterinya tak akan bisa bilang, “ Auuu aaah, gelaaaaap “

            Sebab, Komeng sudah dapat memastikan, mulai besok malam, rumahnya langsung  dalam posisi dan dalam suasana dicengkram gelap.
           Kecuali, PLN sudah berubah sikap dan sudah punya program "Kasihan Deh Pelanggan"., Dan dengan program tersebut, PLN bertekad mensejahterakan rakyat dan tidak akan memutuskan aliran listrik pelanggan yang nunggak sampai enam bulan. Lain halnya jika nunggaknya sampai tujuh bulan ke atas. Pelanggan yang tunggakannya sampai tujuh bulan, memang harus dianggap gak punya niat bayar dan layak banget kalau aliran listriknya dicabut.
Sebab, cuma rajin dan semangat pakai tapi males bayar

0 Response to "AUUU AAH, GELAP"