oleh : Oesman Ratmadja
Hembusan angin resesi yang terus bergelombang di kawasan Eropa, sepertinya sudah mengirim sinyal ke kawasan Asia Tenggara dan kata siapa yaa, secara khusus bakal mampir di Indonesia.
Semilir angin premium agaknya akan beranjak dari kecepatan semula, 4.500 rp per liter menjadi 6.000 atau 6500 rp per liter. Menurut perkiraan awan biru yang sudah memiliki ilmu langak longok dan terbukti sudah bisa menghalau mendung, badai beliung kemiskinan akan meningkat cepat, secepat meteor nestapa yang dipengaruhi oleh desiran angin kenaikan harga yang jauh lebih kencang dari tornando.
Diperkirakan, jika hujan air mata akan berhamburan sampai ke desa desa terpencil, mengingat topan derita akan terus menerus melanda, membuat penghuni bumi khatulistiwa, tak mampu menahan garangnya angin korupsi yang tak henti hentinya menerpa.
Disarankan agar fenomena kenaikan bawang yang di atas angin keterlaluan tidak menjadi lebih fenomenal dari hembusan angin eyang subur yang secara mendadak sangat terkenal, padahal saat bersamaan kebanyakan orang malah minta dikerokin tatkala merasakan badannya menderita masuk angin.
Padahal, kecepatan angin yang masuk belum diketahui berapa knot dan pada angin yang masuk sulit diperkirakan bakal mendekam lama kecuali yang masuk angin dan tidak minta dikerokin bisa mengolah dan menghembuskannya jadi kentut.
Pembuangan gas yang dikenal dengan sebutan kentut, sama sekali tak disarankan kecuali memang tak bisa lagi dihalau. Hanya, siapapun sangat berharap, saat membuang tidak sembarangan. Soalnya, baunya tidak bisa dilenyapkan tanpa rasa jengkel, dan setiap yang mengendus hembusannya spontan menutup hidung tanpa harus menanti perintah dari komandan.
Angin yang berasal dari buangan gas alam yang tidak disuling dengan apik, tentu sangat beda dengan angin puting beliung atau angin laut. Tapi, lantaran sama sama bernama angin, maka siapapun disarankan untuk bekerja keras dalam menjemput rezeki yang datangnya dari delapan penjuru angin
Cuaca Ekstrim.
Hingga saat ini, yang berharap cuaca ekstrim berakhir atau berpindah ke kawasan nun jauh disana, disarankan jangan frustrasi. Sebab, cuaca ekstrim yang kerap disalahkan sebagai penyebab manusia sakit, masih merasa betah berada di Indonesia. Bukan lantaran ingin melihat diterbitkannya undang undang anti korupsi yang dalam salah satu pasalnya berisi sanksi tegas dan berat, sehingga yang namanya koruptor dikenakan hukuman mati.
Karena yakin hal ini tak akan terjadi, angin puting beliung memberi sinyal tak akan pergi dalam waktu cepat, terlebih sang angin yang berputing dan juga berbeliung, tak mengetahui bahwa di sini makin banyak yang melakukan aborsi.
Padahal, hal ini sangat tak diingini tapi justru terjadi dan makin memfenomena tanpa diketahui dengan pasti, mengapa malah banyak anak gadis yang sengaja atau tidak sengaja, malah membiarkan dirinya jadi korban belaian asmara.
Mestinya, cinta tak perlu dibuktikan dengan membelendungkan dirinya. Sebab, pengorbanan cinta yang seperti itu bukanlah pengorbanan dalam arti sebenarnya. Tapi pengorbanan yang sia sia belaka, mengingat setelah semua itu terjadi, para pria dengan seenaknya cuci tangan dan cuci kaki. Jika sudah begitu, wanita hanya jadi penanggung beban terberat, karena hasil hubungan gelap yang dilakukan di kamar hotel atau di rumah atau ditempat yang hanya diketahui oleh setan, sangat merugikan pihak wanita.
Pria hanya mau enaknya saja. Meski janjinya hebat, siap bertanggung jawab, nyatanya, yang menanggung justeru pihak wanita dan ketika dijawab dengan aborsi, kenestapaan pun terjadi. Sebab, tindakannya diketahui oleh polisi dan akhirnya diciduk untuk mempertanggung-jawabkan prilaku aborsi.
Duuuh... besok hujan apa nggak, yaa ?
Kalau Jakarta banjir lagi, gimana? Yaaa... kalau hujan jakarta nggak banjir, boleh heran seribu kali. Kalo banjir, itu sih hal biasa dan seperti itulah yang kerap terjadi
0 Response to "PERKIRAAN MEMBUAT CUACA"
Posting Komentar