PENJAJAH ERA REFORMASI DITANGKAP POLISI
oleh : Oesman Ratmadja
JAKARTA (BERHUM) : Setelah sekian lama beroperasi tanpa diketahui, akhirnya pihak kepolisian berhasil meringkus boss kuali dan para kaki tangan paha, yang di era reformasi sengaja melaksanakan kegiatan kerja paksa terhadap puluhan karyawan yang dipekerjakan di pabriknya, yang didirikan tanpa izin dan beroperasi tanpa advertensi.
Menurut kabar burung yang pandai bernyanyi, dalam sistem kerja paksa yang di era penjajahan dikenal dengan sebutan kerja rodi, sang pengusaha dan kaki tangan ples paha serta oknum aparat yang membekingnya, tak hanya tidak membayar gaji para karyawannya.
Mereka, para karyawan, kata sebuah sumber yang berhasil digali, juga disiksa, tidak dibolehkan membawa alat komunikasi, tidak boleh tidur di kasur kecuali diselembar tikar lusuh yang digelar di lantai, dan tak boleh berganti pakaian selama berbulan bulan.
Hanya karena ingin kaya raya dari kuali yang diproduknya, sang boss yang tidak memiliki hati apalagi nurani, mampu melakukan ketegaan terhadap para karyawan, sehingga dia tak peduli dengan nasib puluhan orang yang setelah bekerja keras malah diapresiasi dengan penyiksaan.
" Itu perbuatan kejam yang harus dikenakan sanksi hukuman berat sebanget bangetnya," kata Dul Koplak.
Menurut Dul Koplak yang langsung mengangkat diri sebagai Ketua Forum Anti Penyiksaan Karyawan, yang bersangkutan dan konco konconya tidak hanya melanggar Undang Undang Dasar 1945 dan berbagai aturan hukum lainnya.
" Tapi juga telah mempermalukan bangsa kita di mata dunia. Makanya, aparat penegak hukum harus memberi sanksi yang sangat berat, termasuk mengusut tuntas oknum yang membekingi kegiatan tersangka "
" Hukum harus benar benar ditegakkan. Terlebih, sejak 1989 kita mereformasi dan aneh kalau di era reformasi ada manusia yang mempraktikkan kerja rodi " tandas Dul Koplak dengan setengah kesal dan setengah geram.
oleh : Oesman Ratmadja
JAKARTA (BERHUM) : Setelah sekian lama beroperasi tanpa diketahui, akhirnya pihak kepolisian berhasil meringkus boss kuali dan para kaki tangan paha, yang di era reformasi sengaja melaksanakan kegiatan kerja paksa terhadap puluhan karyawan yang dipekerjakan di pabriknya, yang didirikan tanpa izin dan beroperasi tanpa advertensi.
Menurut kabar burung yang pandai bernyanyi, dalam sistem kerja paksa yang di era penjajahan dikenal dengan sebutan kerja rodi, sang pengusaha dan kaki tangan ples paha serta oknum aparat yang membekingnya, tak hanya tidak membayar gaji para karyawannya.
Mereka, para karyawan, kata sebuah sumber yang berhasil digali, juga disiksa, tidak dibolehkan membawa alat komunikasi, tidak boleh tidur di kasur kecuali diselembar tikar lusuh yang digelar di lantai, dan tak boleh berganti pakaian selama berbulan bulan.
Hanya karena ingin kaya raya dari kuali yang diproduknya, sang boss yang tidak memiliki hati apalagi nurani, mampu melakukan ketegaan terhadap para karyawan, sehingga dia tak peduli dengan nasib puluhan orang yang setelah bekerja keras malah diapresiasi dengan penyiksaan.
" Itu perbuatan kejam yang harus dikenakan sanksi hukuman berat sebanget bangetnya," kata Dul Koplak.
Menurut Dul Koplak yang langsung mengangkat diri sebagai Ketua Forum Anti Penyiksaan Karyawan, yang bersangkutan dan konco konconya tidak hanya melanggar Undang Undang Dasar 1945 dan berbagai aturan hukum lainnya.
" Tapi juga telah mempermalukan bangsa kita di mata dunia. Makanya, aparat penegak hukum harus memberi sanksi yang sangat berat, termasuk mengusut tuntas oknum yang membekingi kegiatan tersangka "
" Hukum harus benar benar ditegakkan. Terlebih, sejak 1989 kita mereformasi dan aneh kalau di era reformasi ada manusia yang mempraktikkan kerja rodi " tandas Dul Koplak dengan setengah kesal dan setengah geram.
0 Response to "BERITA SETENGAH HUMOR"
Posting Komentar