ADA BULAN BANYAK BINTANG (2)




PERLUKAH saya jelaskan kenapa saya merasa sungguh takut terpengaruh, oleh "ulah" isteri saya yang ternyata selalu tampil sebagai perempuan yang tidak seperti kebanyakan cewek, karena sebelum Subuh dia sudah bangun dan usai shalat tak saja segera memasak air untuk membuat kopi dan teh kesukaan saya. Tapi, seiring dengan itu, dia juga sudah melakukan berbagai pekerjaan yang mestinya dikerjakan oleh Asrutang alias asisten rumah tangga.

Busyeeet deh....
Padahal, saya ingin dia santai aja. Konkritnya, juga tinggal menikmati sajian. Makan dan minum tak perlu ditangani langsung olehnya. Tapi, ketika saya melontarkan ide agar mencari Asrutang (asisten rumah tangga), agar dia tidak kecapaian, bukan menerima ide saya dengan dada lapang dan wajah riang, eeeeh, isteri saya malah spontan ngakak.
Dan ngakaknya boleh jadi bakal panjang, jika saya tidak berlagak tersedak.
Spontan isteri saya hentikan tawanya, dan langsung menghampiri saya yang sebenarnya sengaja tersedak, setelah meneguk teh yang masih terasa panasnya.

" Akang kenapa?" Tanyanya, sembari bergegas meraih botol berisi air mineral dan memberikannya ke saya.
Saya terpaksa bersikap spontan, menerima botol air meneral yang dia sodorkan. Setelah mereguk secukupnya, saya letakkan botol yang masih berisi banyak air mineral ke tempat semula. Lalu, saya bilang : lain kali, jika saya sedang bicara, apapun isi yang saya katakan, jangan ditanggapi dengan tawa.
".Soalnya akang lucu," tanpa ragu isteri saya menjawab dan tentu saja jawaban seperti itu membuat saya spontan tertegun.
" Luuuucu ? Lucu apanya?" Tanya saya.
Sumpah... saya sama sekali tak mengerti kenapa kok mantan pacar saya, yang setelah jadi isteri saya arahkan untuk hidup lebih enjoi, malah ngakak setelah saya mengusulkan kehadiran asrutang dengan maksud, membuatnya nyaman.
Dan apa kata isteri saya yang barusan ngakak ?
Dia bilang, sangat tidak mendukung usul saya karena beberapa hal.
Pertama, kehadiran asisten di rumah, sama artinya senagaja atau tidak sengaja, terencana atau spontan, hanya mendorong agar dirinya tidak melakukan aktivitas khas yang sesungguhnya wajib dilakukan seorang ibu rumah tangga.
Kewajiban seperti  itu, kata isteri saya, bukan memperdaya kaum hawa. Toh, asisten rumah tangga juga berjenis kelamin perempuan. Jika tidak perempuan, boleh jadi bukan lelaki tapi wanita. Jadi, kata isteri saya, di saat rumah tangga belum kedatangan buah hati, seorang wanita yang sudah diperisteri, harus menyadari peran dirinya sebagai isteri, yang tentu saja tak bisa dibilang lazim jika malah sengaja melalaikan tugasnya yang khas.
Sebab, merawat rumah agar bersih, enak dipandang dan membuat penghuninya sehat, tenang, dan merasa nyaman, harus dilakukan dengan sungguh sungguh, benar dan penuh keikhlasan.
Memang, kata isteri saya, pekerjaan itu bisa dilakukan asrutang. Hanya, yang dilakukan asrutang, tak akan pernah mungkin bisa sampai ke tahap maksimal. Terlebih, asrutang zaman sekarang, sudah tak mau kalah dengan tuan dan nyonyanya. Apalagi mereka terlanjur kepincut memainkan gadget atau hape.
Jadi, bukan tak mungkin, jika tidak diawasi dengan ketat, mereka malah berleha leha dengan gadget atau hapenya dan berasyik masyuk dengan kegiatan hebatnya, berselancar di dunia maya.
" Kenapa kamu berpikir sampai sejauh itu?" Tanya saya.
Yaa..saya bertanya seperti itu karena tak mengira jika isteri saya, yang malah tertawa setelah saya mengajukan usul, dan dia punya jawaban yang membuat saya mengerti mengapa isteri lebih rela mengambil alih tugas isteri dan menjadi aktivitas rutinnya sehari hari.
Lalu, apa alasan lain yang menguatkan sehingga isteri saya ngakak dengan sangat spontan?


Bersambung....   

0 Response to "ADA BULAN BANYAK BINTANG (2)"