MENGEMBALIKAN JIKALAU KE HABITATNYA

MAU hidup aman, tentram, damai dan bebas dari masalah apapun?
Siapa yang kagak mau ? Semua orang mau banget bro. Sumpah, kalau memang bisa, siapapun bersedia membayar bila hal yang diimpikan itu bisa dinikmati. Malah,  tak hanya bersedia tapi juga berani bayar meski harganya dipatok sampai semilyar. Cuma, banyak gak yaa yang berminat jika syaratnya sangat ringan, harus bayar dengan uang halal.  
"Lo berani bayar meski harus merogoh kocek sampai semilyar?" Tanya Andaikata, yang sejak lahir sampai belum nikah di usia 35 tahun, belum pernah melihat apalagi punya uang yang menurut dia jumlahnya buanyaaaaak banget itu.

" Kenapa nggak? Cuma, sampai botak sariawan dan kepala bisulan ples banyak kutu, kagak mungkin manusia bisa hidup tanpa masalah," tegas Misalkan.

" Gue juga berpikir kayak gitu, bro. Dan gue yakin, siapa pun yang kepingin hidup aman, tentram dan damai bisa mendapatkannya setelah dia mampu menyelesaikan masalah dan bukan bebas dari masalah"

" Yang lo bilang benar banget bro. Pokoknya kagak salah, Sebab, teman kita si Jikalau, yang dua hari belum pulang, nggak taunya bukan nyasar. Tapi disandera oleh komplotan penculik," ujar Umpama, yang tiba tiba muncul dengan membawa berita yang sangat tidak mengasyikkan, karena Jikalau yang disandera tak lain adalah masalah dan mau gak mau ketiganya bingung mendadak

" Benar nee bro Jikalau disandera penculik?" tanya Andaikata seperti gak percaya
" Mudah mudahan kagak benar," ujar Misalkan " Tapi kalau benar bagaimana cara membebaskannya, yaa?"

Umpama yang lebih dulu bingung akhirnya mengajak Misalkan dan Andaikata ke rumah bu Sinonim
Di rumahnya, mereka mendapatkan bu Sinonim tak hanya dalam kondisi bingung. Sebab, belum benar benar bulan Puasa, harga sembako sudah pada melambung tinggi. Tapi bu Sinonim juga kelihatan sedih, sebab mister minta saham malah terpilih jadi ketum golkar

" Kok ibu sedih bukan lantaran kehilangan Jikalau, sih? " Tanya Andaikata.
" Soal sedih lantaran si Jikalau diculik sih, dah duluan, tauuu. Kan seteleh komplotan nelpon gue sesenggukan. Tapi,gue nggak mau nguras air mata mengingat sampai saat ini di Indonesia belum ada yang jual Air Mata Isi Ulang. Repot, kan kalau sampai air mata gue habis," jelas bu Sinonim yang sengaja menjanda sejak suaminya wafat sepuluh tahun silam

" Oh iyaa.. apa boleh kita tahu apa pesan si penculik yang nelpon ibu setelah mereka nyandera Jikalau" tanya Misalkan.

Ketiganya spontan terbelalak, setelah bu Sinonim menjelaskan kalau kelompok penculik yang menghubunginya tidak meminta tebusan berupa uang
" Tapi," kata bu Sinonim. " Tebusan yang mereka pinta bukan dalam bentuk duit, juga bukan dalam bentuk uang atawa artos. Mereka akan segera membebaskan Jikalau setelah gue nganterin sayur asem paling enak di Indonesia, yang jumlahnya cukup untuk makan seribu tiga ratus dua belas orang anggota mereka "

Eh busyet banget daaah. Tentu aja Umpama, Andaikata dan Misalkan ternganga. Terlebih, bu Sinonim juga menegaskan, batas akhir pengantaran sayur asem yang jumlahnya banyak banget itu harus dikirim besok. Paling lambat setelah orang orang yang taat pada Sang Maha Kuasa melaksanakan shalat Ashar.

" Gile banget, kan tuh permintaan. Mane pake ngancem segala, lagi" ujar bu Sinonim yang kelihatan banget kalau dia kheki berat, lantaran dirinya gak pernah masak dan gak tahu di mana ada perusahaan catering yang sanggup terima order untuk membuat sayur asem enak buanget dalam jumlah banyak

"Kalau bentuk ancamannya seperti apa, bu?" tanya Umpama.
"Ancemannya tentu aja sadis ples mengerikan"
"memangnya kalau ibu gak nebus pakai sayur asem si Jikalau bakal dieksekusi dan bukti videonya bakal dikirim ke ibu"
"Nggak juga, sih. Sebab, ancemannya sih ringan. Mereka cuma mau ngitik ngitik sekujur tubuh Jikalau. Tapi, kalau ngitik ngitiknya mulai pagi sampai sore, tetap aja si Jikalau bakal koit. Mana mungkin ada yang tahan jika dikitik kitik seharian penuh dan dilakukan oleh semua anggota mereka yang jumlahnya seribu orang lebih"

"Yaa iyalah. Gue aja gak kuat meski dikitik kitiknya sebentar banget," komen Misalkan.

PAS mereka sedang panik, terdengar suara dering telpon rumah.
Bu Sinonim buru buru angkat telpon. Belum lagi dia menyapa hallo, dari tempat yang entah dimana terdengar suara salah seorang komplotan penculik.

" Heii bu Sinonim. Dengar baik baik, yaa. "
"Yaa saya siap kok ngedengerin baik baik" sahut bu Sinonim
" Oke," kata orang yang gak tau ada dimana
"Setelah saya bicara, ibu harus segera bersujud syukur. Sebab, hari ini juga kami akan mengembalikan anak ibu ke habitatnya. Sebab, selama dalam penyekapan anak ibu sangat mengganggu. Masak, dalam keadaan diculik bukannya waswas, eeeh anak ibu malah sebentar sebentar kentut...sebentar sebentar kentut. Kentutnya sih memang cuma sebentar. Tapi baunya? Wow... mana tahan. Gara gara kentut anak ibu, kami semua jadi malas makan dan gak enak minum"

Bu Sinonim gak kepingin lagi berlama lama untuk bersujud syukur. setelah melepas gagang telpon serileknya, bu Sinonim  segera bersujud di lantai. Tak lama kemudian dia berdiri dan meminta agar Misalkan, Andaikata dan Umpama segera melakukan hal yang sama

Setelah itu, beliau menjelaskan bahwa Jikalau segera dibebaskan gara gara selama dalam penyandeeraan, dia ngebuang gas tiada henti. Sebentar sebentar kentut...sebentar sebentar kentut. "Kentut kok cuma sebentar tapi baunya keliwatan, yaa? " celetuk Misalkan

0 Response to "MENGEMBALIKAN JIKALAU KE HABITATNYA"