MAJU TERUS PANTANG BELOK

KAKEK gue yang sudah almarhum (semoga diterima di sisi ALLAH dan diampuni semua dosanya), pernah cerita saat beliau ikutan bergerilya di era revolusi. Menurut kakek, saat itu para prajurit Indonesia hanya siap lahir batin melawan Belanda. Tentu saja sampai titik darah penghabisan.
" jadi," ujar kakek, " kalau berkorban harta sebanyak apapun selain gak pernah ragu juga gak pernah punya niat untuk dipublikasikan. Sebab sudah yakin, Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui segala sesuatu. Pokoknya, tangan kanan memberi tangan kiri benar benar gak pernah tau "

Gue sih gak ternganga dengerin penjelasan kakek. Sebab, di era revolusi memang beda dengan era sekarang. Dulu, berjuang dilakukan dengan sangat ikhlas dan benar benar tanpa pamrih. Era Sekarang, kerja sudah digaji, eeeh saat masyarakat ngurus izin atau surat lain, PNS malah minta diupahin. Malah ada yang negesin, mau cepat atau mau gak diurusin.
Busyet daaah.. gile banget, kan?

Oh iya, yang bikin gue ternganga saat kakek berkisah, tentu saja ada. Yaitu, ketika kakek bilang, doski dan rekan rekan gerilyanya, saat itu tak mengenal dan sangat asing dengan kata mundur. Artinya, kalau sudah maju dan menyerbu, yaa terus maju. Kalau perlu, sampai mati pun rela. Pokoknya, yang didengungkan cuma maju terus pantang mundur. Sebab, para pejuang sudah berikrar, pengorbanan mereka hanya untuk Indonesia merdeka. Bukan untuk pribadi atau golongan

Sekarang, bukan gak ada yang melaksanakan prinsip para pejuang kemerdekaan. Meski yang menonjol adalah semangat para pejuang yang lebih memprioritaskan kepentingan pribadi, keluarga dan golongan, tetap ada yang mengkonkritkan prinsip maju terus pantang mundur.

Biasanya, prinsip ini dipegang teguh dan dilaksanakan dengan serius oleh para koruptor. Buktinya, dah tau di Indonesia ada KPK yang siap menangkap pejabat korup. Eeeh, para koruptor malah semangat dalam melakukan korupsi. Karena semangat koruptor salah kaprah dalam menerapkan prinsip maju terus pantang mundur, maka tak ayal jika akhirnya mereka ditangkap KPK. Kalau sudah begitu, yang kemudian dilakukan juga sangat hebat.

Gimana nggak hebat. Buktinya, tiap selesai diperiksa KPK, mereka semangat untuk senyum terus tanpa malu, saat dicegat para wartawan yang nunggu dengan setia di gedung KPK. Selain berusaha melepas senyum tanpa malu, mereka juga berusaha melepas wajah cengengesan saat malas menjawab pertanyaan para awak media.

Hebat banget yaaa ?

Padahal ada yang lebih hebat dari itu, lhooo. Eeeh nggak percaya. Si bro lihat jelas, kan, gimana tampilan Ahok yang Selasa (10/5/) kemarin ke luar dari gedung KPK usai diperiksa sebagai saksi untuk para tersangka kasus reklamasi (Sanusi dan dua orang dari perusahaan pengembang).

Menurut gue sih, Ahok beda banget dengan para koruptor, meski kemarin itu dia juga baru keluar dari dalam gedung KPK.Bedanya, bukan lantaran saat diperiksa statusnya cuma sebagai saksi
Tapi, karena sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok komitmen dalam konteks pelaksanaan tugasnya melaksanakan amanah, Memberantas segala macam bentuk korupsi di area yang dikuasainya, Pemda DKI Jakarta.

Anehnya, kok banyak yaa yang nggak suka sama Ahok yang tak lain Basuki Cahaya Purnama. Anehnya, yang nggak suka sama Ahok selalu berusaha memerangi untuk menggeser Ahok dari kursi Gubernur yang dijabatnya setelah Jokowi lengser dari Gubernur karena harus mengayun langkah ke istana.

Anehnya, Ahok malah maju terus pantang belok. Mengapa bukan maju terus pantang mundur? Gak lain lantaran Ahok belum pantas mundur dari jabatannya. Selain masa jabatannya baru berakhir tahun 2017, dia juga sadar bahwa sebagai Gubernur harus konsekwen dalam melaksanakan amanah.

Dia, tentu saja juga sadar, banyak orang orang yang gerah. Sebab, mereka yang biasa kongkalikong, yang biasa sunatan massal dana proyek, yang biasa memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan saat masyarakat urus surat izin (bukan surat cinta lho), yang biasa minta uang jasa pada pegawai baru, tak bisa lagi melaksanakan aktivitas mereka yang negatif yang selama ini membudaya. Ada lhoo yang mengundurkan diri karena merasa tertekan bila dalam bekerja harus menjadi pegawai yang jujur.

Padahal, jujur itu sangat indah lhooo...
Tapi kok banyak yaa yang malah alergi pada kejujuran.
Busyet daaah.... apa sih susahnya membangun kejujuran?
Selama sebagai Gubernur Ahok konsisten dalam mengaplikasikan kejujuran, gue nggak ragu untuk ngedukung dan bilang, Ahok... ayo maju terus pantang belok.
Tapi bila akhirnya terbukti gak jujur lagi, tentu aja langsung gue cabut dukungan buat Ahok atau buat siapa saja pemimpin yang kagak berani bersikap dan bertindak jujur.

Dah dulu ah.





0 Response to "MAJU TERUS PANTANG BELOK"