MEMILIH PRESIDEN SEHAT

Prabowo Subianto dan Hatta Radjasa yang didukung oleh PPP, PKS, PAN, PBB dan Golkar memang telah mendeklarasikan diri sebagai Capres dan Cawapres dan siap tidak menduduki kursi Presiden dan Wakil Presiden, jika kalah dari pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang juga sudah menggelar deklarasi setelah yakin bahwa keduanya didukung Nasdem, PKB, dan Hanura.

Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang tak cuma siap menang dan siap menduduki tahta di Istana. Mereka juga juga harus siap menerima kekalahan jika yang terpilih oleh rakyat sebagai Presiden dalam Pilpres 2014 malah pesaingnya, pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Radjasa.

Hanya, kita belum benar benar mengetahui apakah kedua pasangan yang telah mendeklarasikan diri sebagai Capres dan Cawapres, bisa tampil sebagai kandidat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden yang kelak akan dipilih atau tepatnya ditentukan oleh rakyat?

Jawabnya, langkah keduanya belum tentu sampai ke proses resmi menuju Istana. Sebab, keduanya harus  mengikuti sebuah proses yang ditetapkan oleh KPU, yaitu harus mengikuti test kesehatan
Siapa yang akan terjegal di tengah jalan, tentu saja masih tanda tanya. Sebab, proses test kesehatan yang harus dilakukan oleh kedua pasangan, belum sampai ke tahap pengumuman hasil test kesehatan. Tapi baru masuk ke tahap mulai dilakukan pemeriksaan kesehatan.

Dan hari ini, Kamis (22/5) pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla, lebih dahulu melakukan test kesehatan diri mereka, sedangkan Prabowo Subianto dan Hatta Radjasa, baru akan melakukan test kesehatan di hari berikutnya, Jumat (23/5)

Tentu saja proses test kesehatan yang harus diikuti oleh kedua pasangan Capres dan Wacapres bisa menimbulkan masalah besar. Artinya, benar benar bisa menjegal langkah Capres atau Wacapres ke Pilpres jika ternyata, hasil test menyebutkan ada yang dinyatakan tidak sehat.

Jika hasil test kesehatan menyebutkan Prabowo tidak sehat dan Hatta Radjasa sehat, tak berarti pasangan ini dinyatakan gugur. Sebab, peraturan menyebutkan, mau tak mau sosok Capres beralih dan menjadi bukan Prabowo Subianto lagi. Tapi, sosok lain dan tentu saja juga harus lulus test kesehatan. Jika hasilnya sama, kembali beralih ke sosok lain sebagai Capres.

Begitu pun jika Jokowi dinyatakan tidak lulus test kesehatan. Maka, Jusuf Kalla tetap sebagai Wacapres sedangkan pengganti Capres adalah sosok lain yang ditentukan oleh petinggi partai. Jika malah Wacapres yang tidak lulus test kesehatan, maka baik Prabowo maupun Jokowi harus siap berganti sosok Cawapres yang ditentukan oleh pihak masing masing untuk menggantikan Cawapres yang dinyatakan tidak sehat.

Tentu saja, test kesehatan  tak akan menimbulkan masalah jika benar benar dilaksanakan sesuai aturan dan dengan independensinya yang terjamin, siapapun akan percaya bahwa test kesehatan memang untuk menentukan apakah capres dan  cawapres sehat lahir dan batin atau sebaliknya.

Sepanjang independensinya tidak meragukan, dan hasilnya memang murni - tanpa ada udang di balik batu, tentu semua pihak akan menerima dengan tangan  terbuka dan lapang dada. Jika sebaliknya, boleh jadi malah akan menimbulkan. masalah besar. Sebab, masing masing kubu sudah sangat yakin, bahwa Capres dan Cawapres mereka bakal memenangkan Pilpres dan jika dinyatakan tidak sehat karena ada faktor X, tak bakal bisa menerima keputusan hasil test yang menyatakan salah satu atau semuanya tidak sehat, meski ditangani oleh puluhan dokter ahli.

Independensi test kesehatan yang menurut KPU berbiaya Rp 75 juta per orang dan menjadi tanggungan KPU, di lain pihak, tentu saja membuat calon pemilih jadi lega. Sebab, calon presiden dan wacapres yang akan dipilih kesehatan lahir batinnya tak diragukan. Dan dari Capres dan Wacapres yang sehat lahir dan batin, yang kemudian muncul adalah pemimpin yang sehat dalam berfikir, sehat dalam bertindak dan sehat dalam membuat dan melaksanakan kebijakan yang pro rakyat.








0 Response to "MEMILIH PRESIDEN SEHAT"