CERBUNG 1


                                                           oleh : Oesman Ratmadja




IPAH sama sekali kagak nyangka kalo sepulang belanja dari pasar becek, bakalan ketemu sama cowok bermata elang, yang senyumnya enak banget dipandang dan orangnye juga ringan tangan. Buktinya, waktu IPAH sengaja menabrak sembari nyikut badannya, tuh cowok bukan marah tapi melepas senyum. Malah seperti merasa bersalah dan buru buru mungutin bungkusan belanja IPAH, Bergegas juga memasukkannya ke keranjang plastik yang tiap kali belanja ke pasar becek atawa ke pasar modern, selalu dibawa sama IPAH.
Dengan bawa keranjang itu, Ipah gak pernah pakai kantong plastik, gak pernah berpartisipasi ngerusak lingkungan karena mencintai lingkungan bagian dari upaya Ipah untuk ikut melestarikannya
" Terima kasih, mas," kata IPAH dengan suara tertahan sembari menikmati indahnya senyum si cowok. Dan IPAH yakin banget, dari ribuan cowok yang pernah ketemu sama IPAH di mana aje, gak ada yang punya senyum kayak dia.
"Oh yaa... sama sama" sahut si cowok yang kemudian berusaha untuk meninggalkan IPAH lantaran menganggap tugasnya mengembalikan belanjaan yang berjatuhan ke tanah sudah selesai.

Melihat gelagat yang tak menguntungkan, IPAH buru buru mengubah gelagat yang tak menguntungkan menjadi sesuatu yang harus mendatangkan keuntungan. Makanya, tanpa ragu IPAH meraih tangan si cowok, dan karena merasa ada yang menghalangi si cowok balikan tubuh dan dia menatap IPAH.

" Ada yang perlu saya bantu lagi," tanya si cowok yang kelihatannya heran kok cewek yang baru pulang dari pasar dan menabrak dirinya setelah dibantu malah menahan keinginannya untuk segera pergi.

IPAH buru buru menyahut.

" Gak ada yang perlu dibantu lagi, mas. Cuma, boleh dong saya minta maaf karena tadi meleng dan akhirnya menabrak mas......" Ipah menahan suaranya.
Si cowok yang tau si cewek penabrak ingin tau namanya, tanpa ragu segera, menyebut namanya.

" Arman. Lengkapnya Arman bin Komeng"

Ipah jadi penasaran lantaran cowok yang baru memperkenalkan diri tak menanyakan namanya.

"Eeh mas Arman.. kenalkan, saya IPAH binti Rohim, mohon agar diizinkan untuk mengajukan permintaan maaf karena gara gara saya waktu mas jadi terbuang percuma, Tentu saja saya menyesal kalo dikesempatan ini saya nggak bisa menyampaikan undangan buat mas Arman untuk main ke rumah "

"Maksudnya apa yaaa, IPAH?" Arman bertanya, entah pura pura tak ngerti atau malah sebenarnya paham apa maksud IPAH, tapi juga memanfaatkan momen untuk bincang lama dengan IPAH.

"Maksud saya, pertama, kan bilang terima kasih karena mas sudah bantu membereskan belanjaan saya. Kedua, yaa harus minta maaf karena saya yang salah. Sedangkan yang ketiga, saya ngundang mas untuk mampir ke rumah supaya punya kesempatan nyeruput kopi buatan saya yang kalo menurut babe sih... rasa kopi buatan saya nendang banget " Ipah nyerocos dengan maksud yang jelas, kepingin pertemuannya dengan Arman tak berakhr di pasar becek.

Tapi nyambung terus, entah ke pasar becek lainnya, entah ke suatu tempat di mana saja pokoknya Ipah yang ingin mengubah jadi keuntungan ngarep banget, agar Arman lebih malas nolak undangan mampir ke rumahnya

Tapi kalau dia nolak gimana yaa?
Ipah mendadak ketar ketir. Duuuh... alangkah indahnya jika mas Arman berkenan datang ke rumah
Kalau nggak berkenan ?  Duuuuh....




Masih bersambung.....



0 Response to "CERBUNG 1"