BONDAN DAN TUKANG OJEG
Oleh: Oesman Ratmadja
LIMA PULUH LIMA
Malah, ia yang diangkat sebagai Direktur
Utama dan diberi kepercayaan oleh Bondan un tuk mengelola dan sekaligus
mengawasi perusa haan yang telah maju dan berkembang pesat, ka rena keuletan
suaminya yang sekaligus diizinkan oleh Allah meraih keberhasilan dibidang
bisnis
Hanya, untuk hal yang satu ini, Sumirah
ti dak menerima dengan begitu saja tawaran dan sekaligus kepercayaan Bondan
pada dirinya. Me mang, yang diberikan
kepadanya adalah jabatan paling strategis. Gaji besar dan fasilitas pun pa ling
memadai. Ia yakin, jika ia langsung meneri ma tawaran dan amanah Bondan tanpa
catatan dan atau permintaan, ia bebas seratus prosen dari beban ekonomi.
Bukan berarti jika Bondan tak memenuhi
permintaannya, ekonomi rumah tangganya full diwarnai kendala. Ia toh masih
punya simpanan uang di bank, juga
perhiasan, yang jumlahnya lumayan besar, dan semua yang dimiliki telah jadi
milik pribadinya. Semua dari suaminya dan selama perkawinannya, yang ia
dapatkan dari pak Sadewa, memang untuk dan atas nama Sumi rah. Sama sekali tak
ada kaitannya dengan harta yang diwasiatkan pak Sadewa kepada Bondan.
Kini, yang akan dilakukan Sumirah hanya
menunggu kabar dari Bondan. Ia yakin, Bondan dapat menyelesaikan masalah dengan
baik. Dan jika Bondan berhasil memecat lelaki yang tak lain adik iparnya, ia
tak akan menyesal. Malah, itulah yang diharapkan. Dampaknya, bukan tak ada.
Hanya, Sumirah yakin, ia dapat menyelamat kan Lasmini, adik kandungnya, yang
belakangan hidupnya agak kacau, karena suaminya, setelah diangkat sebagai salah
seorang Direktur di peru sahaan suaminya, telah berubah menjadi lelaki yang
sangat gemar main wanita, dan juga gemar menyakiti isterinya.
Sumirah sengaja tak mau menceritakan
mengapa, Juneadi lebih baik dipecat dari kedudu kannya. Jika Bondan melakukan
investigasi, ia akan bisa mengumpulkan data-data kebobrokan adik iparnya. Baik
di perusahaan, mau pun di lu ar perusahaan.
Sumirah hanya tak ingin menjadi
seseorang yang mengungkap borok dan kebobrokan mental adik iparnya. Selain
karena ia sangat iba pada na sib adiknya, juga tak ingin ia dituding sebagai
penyebab, dicopot dan dikeluarkannya Junaedi dari jabatan dan dari
perusahaan
Hanya, Sumirah, sangat kuatir jika
Junaedi tetap bercokol. Terlebih, ia sudah merasa sebagai adik ipar dari pak
Sadewa, dan ia sama sekali tak merasa almarhum suaminya sedang mempertim
bangkan untuk memecatnya. Dan pasca kematian pak Sadewa, bukan tak mungkin bila
Junaedi semakin berencana untuk lebih memantapkan cengkramannya. Jika hal ini
dibiarkan, Sumirah yakin, perusahaan yang dibangun dan dikembang kan oleh
suaminya dengan susah payah, akan hancur di situasi yang sebenarnya bisa
semakin berkembang.
Bersambung……..
0 Response to "BONDAN DAN TUKANG OJEG (55)"
Posting Komentar