PANTUN KE JAKARTA

oleh : Oesman Ratmadja

Lhoo ngapain mesti beli peTA
Kan bukan mau ungkap kaSUS
Kalau ingin menetap di JakarTA
Yaa..berbekallah keahlian khuSUS

Bukan dah gak ada burung piPIT
Sebab sawah dah jadi gedung bertingKAT
Bukan lantaran lowongan kerja makin semPIT
Tapi bila lapar dikuatirkan jadi orang neKAT

Makanya, merpati selalu terBANG
Kalau pun hinggap di waktu maLAM
Jakarta kan bukan sebatas Tanah ABANG
Tapi luas, bisa membuatmu tenggeLAM

Tenggelam tak hanya dalam hiruk piKUK
Tapi juga keangkuhan dan individuaLIS
Agar dalam berjuang tidak kiKUK
Bawa nurani dan jadilah sang ideaLIS

Jangan sampai dikerubungi laLAT
Karena kau bukan seonggok samPAH
Di Jakarta jangan malah jadi penjiLAT
Gampang ngobyek tapi jauh dari berKAH

Juga tak perlu sok jadi politiKUS
Jika cuma mau bebas memaLAK
Ingat, semisal diajak jadi marKUS
Bergegaslah bilang, aku menoLAK

Melangkahlah sesuai dengan raNAH
Nuranimu kan, bilang lebih enak sederhaNA
Juga jangan sampai jadi mafia taNAH
Karena rakyat Jakarta tak boleh dihiNA

Ketika satu saat kau tergores dan leCET
Tak perlu mengadu kepada sang senJA
Jika sudah tahu mengapa Jakarta terus maCET
Sarankan, petugas ada di jalan selama jam kerJA

Katakan, mengabdi tak boleh emPET
Karena petugas digaji dari uang rakYAT
Bekerja di jalan raya jangan pakai ngumPET
Agar kemacetan Jakarta tak terus jadi hikaYAT

Tetaplah berada dan melangkah di raNAH
Jika ngeblusuk bakalan efektif, laksanaKAN
Mengapa warga Jakarta memberimu amaNAH
Karena kau  mampu lakukan perbaiKAN

Silahkan terus bekerja sampai senJA
Yang penting, di hatimu hanya ada ikhLAS
Tiap hari warga bilang, Pak selamat bekerJA
Kenapa? Karena yang bakal kau hasilkan, jeLAS

0 Response to "PANTUN KE JAKARTA"